Apabila hati yang sehat dihadapkan kepada kebatilan dan perkara-perkara yang buruk, niscaya akan lari, membencinya, dan tidak menoleh kepadanya. Berbeda dengan hati yang sakit. Dia tidak membedakan antara yang baik dan yang buruk, seperti dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud, “Binasalah seseorang yang hatinya tidak dapat mengenali mana yang makruf dan mana yang mungkar.” Demikian pula halnya dengan hati yang sakit karena syahwat. Disebabkan kelemahannya dia cenderung kepada kemaksiatan. Seberapa parah penyakitnya, sekuat itu pula kecendungannya kepada kemaksiatan.
Terkadang penyakit yang diderita hati bertambah parah namun si pemilik hati tidak menyadarinya. Sebabnya, si pemilik hati tidak peduli dan tidak mau tahu tentang bagaimana menjaga kesehatan hati dan bagaimana menyembuhkannya apabila sakit. Bahkan ada pemilik hati yang tidak tahu dan tidak sadar bahwa hatinya telah mati. Apabila luka-luka kemaksiatan sudah tidak dirasakan, apabila ketidaktahuannya terhadap kebenaran dan kesesatan akidahnya sudah tidak membuatnya menderita, maka itulah pertanda kematian hati. Hati yang masih memiliki nyawa, pastilah merasa tidak nyaman dengan hadirnya keburukan dan ketidaktahuannya terhadap kebenaran. Raga tanpa nyawa tak akan merasakan sakit meski ditusuk dengan pisau belati.
Ada pula yang menyadari kalau hatinya sakit. Tetapi karena dia tidak tahan dan tidak bersabar untuk menanggung pahitnya obat, dia lebih memilih memiliki hati yang sakit. Obat penyakit hati adalah menyelisihi hawa nafsu. Hal itu memang amat berat, tetapi itulah yang paling bermanfaat bagi dirinya.
Ada pula sejenak bertahan dan bersabar, namun tak seberapa lama tekadnya memudar. Penyebabnya adalah minimnya ilmu, bashirah, dan kesabarannya. Seperti seseorang yang harus melewati jalan yang mengkhawatirkan untuk sampai ke tempat yang aman. Dia tahu, jika dia bersabar untuk berjalan melaluinya, ketakutannya akan sirna dan buahnya adalah keamanan yang langgeng. Dia membutuhkan kesabaran ekstra dan keyakinan yang penuh untuk bisa melaluinya. Jika kesabaran dan keyakinannya berkurang lalu dia kembali pulang, dia tidak akan pernah sampai.
Pertanda hati yang sakit hati adalah jika dia berpaling dari nutrisi yang bermanfaat dan obat yang menyembuhkannya serta lebih memilih bahan beracun dan obat yang dapat membinasakannya. Ada empat hal: nutrisi yang bermanfaat, obat yang mengantarkan kepada kesembuhan, bahan beracun, dan obat yang membinasakan.